Minggu, 23 Juni 2013

Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP Teliti Kemiskinan Buruh Lepas Perkebunan Kop

 Jember, 19 Juni 2013

Kopi adalah salah satu komoditas perkebunan andalan Kabupaten Jember, namun ternyata hasil keuntungannya belum bisa dirasakan semua komponen yang terlibat dalam usaha kopi. Salah satu pihak yang perlu mendapatkan perhatian bersama adalah nasib buruh lepas yang bekerja di perkebunan kopi. Berangkat dari fakta ini, maka Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Jember memutuskan untuk meneliti kemiskinan yang membelit buruh lepas perkebunan kopi yang bekerja di Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Jember didua lokasi yakni di  Kecamatan Silo dan Mayang.
“Dari hasil observasi awal yang kami lakukan di Dusun Sumber Wadung Desa Harjomulyo Kecamatan Silo, diperoleh fakta bahwa buruh lepas yang bekerja di PDP Jember kondisinya memprihatinkan, hidupnya dibelit kemiskinan. Hal ini bisa dilihat dari kondisi keseharian, perumahan dan pendidikan anak-anaknya,” ujar Dr. Sukidin salah seorang peneliti yang juga Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember. Observasi awal yang dilakukan Dr. Sukidin bersama dua orang rekannya, Prof. Dr. Bambang Hari Purnomo, MA dan Pujo Suharto, MSi dengan dibantu tujuh mahasiswa dilakukan mulai tanggal 13 Juni 2013 lalu.
Menurut  Dr. Sukidin, salah satu penyebab kemiskinan yang mendera buruh lepas PDP Jember di Dusun Dawuhan disebabkan karena mereka tidak memiliki pekerjaan tetap. Praktis mereka hanya bekerja di PDP Jember hanya saat panen raya kopi yang biasanya pada bulan Juli dan Agustus. Di luar waktu itu mereka bekerja serabutan, biasanya menjadi buruh tani. “Sebenarnya dalam setahun ada tiga kegiatan panen yakni petik awal, panen raya dan leles. Namun para buruh lepas ini hanya bekerja saat panen raya mengingat PDP Jember sendiri sudah memiliki buruh tetap,” jelas Dr. Sukidin yang bersama tim-nya menjalankan penelitian bertema “Strategi Penanggulangan Kemiskinan: Optimalisasi Modal Sosial Dan Pengembangan Ekonomi Kreatif ”.
Rencananya penelitian yang juga memberikan pendampingan bagi para buruh lepas ini akan dilakukan selama dua tahun, dengan penekanan pada pengembangan ekonomi kreatif dan usaha membantu pendidikan bagi anak-anak buruh lepas. Dari hasil observasi dan identifikasi masalah, salah satu pengembangan ekonomi kreatif yang bisa dilakukan adalah pembuatan arang dari pohon kopi yang sudah tidak produktif seperti yang disampaikan oleh Winang Surya Utama salah satu mahasiswa yang turut terlibat. “Kami berusaha untuk menumbuhkan dan menggerakkan ekonomi kreatif mengingat para buruh lepas ini banyak memiliki waktu luang, selain membantu proses pendidikan anak-anak mereka sesuai dengan latar belakang keilmuan kami,” kata Winang, mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi angkatan tahun 2010.
Keberadaan para mahasiswa ini selain membantu tiga peneliti utama juga bertujuan memberikan pengalaman melakukan penelitian bagi para mahasiswa, sehingga diharapkan muncul peneliti-peneliti muda. Tujuh mahasiswa ini nantinya akan memfokuskan perhatian pada salah satu dari berbagai aspek yang ada saat penelitian, yang nantinya akan diwujudkan dalam skripsi mereka. “Ketujuh mahasiswa ini akan meneliti pada berbagai aspek masalah di seputar masalah kemiskinan yang mendera para buruh lepas ini. Mereka dapat menyoroti masalah penyebab kemiskinan, pendidikan anak-anak buruh lepas, pengembangan ekonomi kreatif dan masalah lainnya,” kata Dr. Sukidin lagi.
Penelitian yang dilakukan oleh Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember ini mendapatkan apresiasi dari Rektor, Drs. Moh. Hasan, MSc., PhD. Pasalnya penelitian yang dilakukan sudah sejalan dengan salah satu riset unggulan penelitian utama yang akan dilaksanakan oleh Universitas Jember, yakni fokus pada penelitian dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berkaitan dengan kopi. “Harapannya, penelitian yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP ini bisa mengikuti kisah sukses pembinaan para petani kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo oleh Universitas Jember yang sudah diakui, bahkan berhasil memperoleh MDGs Award,” tutur Drs. Moh. Hasan, MSc., PhD. (iim) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar